BAB VI : EVENING IN LONDON
Aku kembali menyesap Green tea hangat yang baru saja ku buat
tadi..,memandangi Jalanan perumahan yang tertimbun salju.., mengintip
jendela-jendela rumah yang bersinar temaram dari balkon kamarku.., Senyumnya
yang menawan kembali terlintas diotakku.. Justin Bieber.. Nama yang indah,
seindah pemilik nama itu, wajah yang terpahat sempurna, kornea matanya “Astaga..
Ada apa denganku?!” racauku. Aku kembali merutuki diriku yang mudah jatuh hati
pada seseorang..err yahh sungguh itu fakta… ku fikir itu bukan cinta.. pasalnya
aku memang belum mengerti apa itu cinta..
Aku kembali masuk ke dalam kamar, dan turun ke bawah.. aku
melihat esme hendak naik ke atas.., tapi sepertinya dia mengurungkan niatnya
ketika melihatku, “Ada apa esme?” tanyaku penasaran “Sepertinya kau akan libur
kerja selama sebulan” ucapnya “sebulan?kenapa?” tanyaku kaget “Yeah aku akan
merenovasinya” balasnya “Kau gila? Merenovasi sebulan?kau ingin restoranmu
bangkrut?” tanyaku “Hey.. tenanglah darl., restoranku tak hanya itu bukan?”
jawabnya enteng. Aku hanya mengangkat bahu dan pergi ke dapur “Dimana logan?”
tanyaku sambil mengambil beberapa snack dikulkas “berkencan” balas Esme singkat
“ahh dasar playboy.. aku heran kenapa banyak wanita yang mau dengannya” tanyaku
sembari duduk disofa memperhatikan Esme yang sepertinya tengah menyiapkan makan
malam “dia itu seperti pamanmu.., sewaktu dicollage dulu Gerald selalu dikerumuni
gadis-gadis cantik yang selalu memujanya tapi..dengan mudahnya ia jatuh hati
padaku mengabaikan semua gadis-gadis yang menurutku lebih cantik dariku dan
akulah gadis yang ia pilih.. itu sangat romantic bukan?” kenangnya aku memutar
bola mataku jengah “Romantis? Err kau terlalu berlebihan Esme..” balasku “Kau
ini belum merasakannya saja..lihat saja nanti saat kau merasakannya.., kau
pasti akan terlihat lebih gila dariku” balasnya “merasakan apa?” tanyaku bodoh “satu
kata keramat yaitu CINTA” balasnya sok bijak.
SKIP
Aku kembali membenahi beberapa lampu hias diruangan ini..,
beberapa orang lainnya terlihat ikut membenahi bagian lain.. yahh persiapan
promnite.. Acara culture budaya itu diundur bulan depan saat musim semi
sekaligus saat tahun ajaran baru dimulai.. dan sebagai gantinya acara promnite
untuk kelas tiga pun kembali diadakan. Promnite akan dilaksanakan seminggu
lagi. Dan sudah delapan puluh persen persiapannya.., aku yakin ini akan menjadi
promnite yang menabjubkan. “Hey.. ini dua tiket untukmu” Carol memberikan dua
buah tiket promnite kepadaku.., Aku menyipit kearahnya “Kenapa kau berikan aku
dua tiket ?” tanyaku heran “Well, mungkin kau dapat mengajak seseorang”
balasnya “ Kau menghinaku? Hey apa kau ini sudah lupa jika temanmu ini masih
kelewat single?ck” balasku sebal dia terkekeh geli mendengar penuturanku “Kau bisa
mengajak Logan mungkin..” balasnya asal “Kau gila? Mengajak seorang playboy
gila yang berlaga sok tampan?err aku tak sudi membawanya ke promnite” balasku
bergidik ngeri membayangkan Logan yang datang bersamaku diacara promnite “Astaga…
itu akan jadi mimpi buruk” lanjutku “hey.. dia itu sepupumu.. kau tak boleh
menghinanya seperti itu.., lagi pula dia memang tampan” Ucap Carol dengan senyum
misterius, “astaga… jangan bilang kau menyukainya?? Ku mohon katakan tidak..
aku tak ingin memiliki ipar sepertimu” aku menggelengkan kepalaku kuat “Carrrrrlllleeeeeeyyy”
teriaknya sebal sambil memukuliku dengan tumpukan tiket promnite yang ia bawa “errr
Stop ittt Carooolllll” balasku sebal
SKIP
Setelah kegiatan classmet hari ini berakhir, Aku kembali
melakukan kegiatan bodohku.. berjalan mengitari tiap lorong di sekolah ini..
Aku kembali teringat dengan ruang music kemarin.., aku pun bergegas
melangkahkan kakiku ke ruang music…. Dannn Lagi. Aku mendengarnya!!!
“And I've been thinkin so much
That imma call you anyway and say
Nights in Paris used to feel so right
Rather stay in my hotel talk to you all night
Evenings in London
Never felt so sad
I wish you were here to share these days so bad
The life we chose we're never together
And never together but always and forever
Mornings in Rome
Yeah you should be here too
And even in London
I'll always be faithful
Ohh, yeaah, yeah.”
Suaranya indah.. tiap bait liriknya menggambarkan betapa
besar rasa rindunya kepada sang gadis.., sepertinya itu lagu ciptaanya
sendiri.., aku pun memberanikan diri membuka pintu ruangan ini dengan
perlahan.., aku melihat seorang lelaki yang duduk memunggungiku.., rambutnya
pirang, dan tinggi., hanya itu.., aku tak dapat melihat wajahnya
“Apa kau tak diajari sopan santun oleh orang tuamu?” suara
dingin lelaki itu membekukan ku “aa…aku aku tak sengaja.. maafkan aku” balasku
terbata. Lelaki itu berdiri dari bangkunya, menghadap kearahku yang kini tengah
menunduk..,ia melewatiku begitu saja. Astagaaa kenapa aku tadi tak
membentaknya? Memang dia pikir dia itu sapa? Errr Kau ini kenapa Carlll???!! Aku
kembali merutuki diriku yang bodoh. Aku kembali mendongakkan kepalaku, menatap
grand piano hitam itu, “Sepertinya dia bukan manusia” pikirku mengingat
sikapnya yang dingin bahkan terkesan horror itu -__-“
“IM GOIN’ IN IM GOIN’ IM GOIN’ IM GOIN’ IN (put your, put
your hands up)” Lagu Goin’ in milik JLO pun mulai menggema diseluruh ruangan,
dengan segera ku ambil hanphoneku yang tengah meringkuk nyaman disaku jaketku,
aku segera mengetuk sekali benda pipih itu “Moshi-moshi.. Carly here..whassuupp!!?” sapaku
riang “Bisa kau pulang sekarang Lucy? Aku ingin memberimu informasi penting”
balas Esme disebrang sana “Ahh yeah.. tentu.. sekarang juga?” tanyaku bodoh “Geezz..
tidak, tentu saja sekarang.. Oh my Hunny -__-“ kesal Esme, aku terkekeh geli
saat mendengarnya “haha baik baik, aku akan segera pulang, bye.. sampai bertemu
dirumah Aunttyy” salamku, setelah memasukkan handphone ku kesaku, aku pun
segera pergi ke halte.
----------------------- 15 menit -------------------------
“astaga… kemana semua bus hari ini?” ucapku kesal, aku
segera mengetik sebuah pesan kepada Esme bahwa aku akan terlambat pulang karena
bus yang tak kunjung datang. Tak berapa lama sebuah Karma Fisker classic
berhenti didepanku, sang pemilik mobil menurunkan kaca jendelanya dan…… GEZZZZ
ITU JUSTIN.., JUSTIN BIEBER!!! Tuhannn tolong kumohonn jangan buat aku pingsan
disini.. Dia menurunkan kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancungnya “Butuh
tumpangan nona manis?” tanyanya sambil mengedipkan sebelah matanya.,Blushhh
Astagaaa ayooo bernafaslah Carlyy,, bernafaslah “umm… ba..baiklah” ucapku
gagap.., astaga aku pasti terlihat sangat konyol saat ini. Justin keluar dari
mobilnya dan membukakan pintu untukku. “Wajahmu merahh” ucap Justin polos.. Aku
hanya melengos dan masuk kedalam mobil. Hening. Ahh aku tak suka keadaan
seperti ini “Kau” ucap kami bersamaan “Kau duluan” balasku “no, ladies first”
balasnya “Kau masih ingat rumahku.. ohh tidak maksudku rumah Esme.. Kau masih
ingat bukan?” tanyaku sedikit kaku, dia terkekeh.. astaga senyuummnya “tentu
saja.., kau pikir ingatanku ingatan jangka pendek..” guraunya “Ok sekarang
giliranku.. kenapa kau baru pulang?”tanyanya.. astaga apa yang harus ku
lakukan?? Tak mungkinkan aku bercerita bahwa aku pulang terlambat hanya karena
mengintip manusia jadi-jadian diRuang music tadi??? “Carl?” panggilnya “ahh
yeah.. sedikit tugas.. ohh tidak maksudku pekerjaan” balasku salah tingkah “ok
Sampai” ucapnya “uhhmm terimakasihh Just.., kau mau mampir??” tanyaku “uhmm aku
sebenarnya ingin.. tapi aku harus segera pulang.. maaf” jawabnya kecewa “tak apa…
mungkin lain kali” ucapku “baiklah.. aku masuk dulu” lanjutku “yeahh tentu
saja.. sampai jumpa” pamitnya, aku pun keluar dari mobil dan melambaikan tangan
kearahnya. Hufftt…sepertinya aku bisa bernafas lebih baik sekarang.. aku
menggelengkan kepalaku.
LIKE pada option diatas
SHARE ke temen kalian
FOLLOW blog nya
FOLLOW twitter gw juga boleh
NO COPAST dari part awal sampe akhir
Buat yg copast umurnya pendek *eh