Minggu, 15 September 2013

MAKALAH HIV DAN AIDS

Diposting oleh Unknown di 00.40

MAKALAH HIV DAN AIDS












A.        Pengertian AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:sindrom) yang timbul karena rusaknyasistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virusHIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,FIV,dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkatHIV)yaitu virus yangmemperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Dari setiap kata katanya kita dapat menjelaskan kejelasan tentang AIDS yaitu:
•           Acquired : Diperoleh / didapatkan dari luar tubuhnya. Artinya AIDS bukan merupakan penyakit keturunan. AIDS hanya ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui berbagai cara penularan.
•           Immune : Kebal atau terlindungi. Tubuh kita memiliki sistem kekebalan tubuh yang dapat menangkal berbagai penyakit  seperti flu, batuk, demam dan lain lain. Sistem kekebalan tubuh kita akan menangkal penyakit dengan membentuk antibodi
•           Deficiency : Kekurangan. Dalam AIDS kata deficiency dilekatkan dengan kata immune, artinya tubuh kekurangan kekebalannya untuk melindungi diri dari bakteri dan penyakit secara efektif.
•           Syndrome : Sekumpulan simptom - simptom yang menunjukkan adanya penyakit dalam tubuh kita.
Dalam hal AIDS, ini berarti dalam tubuh kita sudah ada virus HIV dan tubuh kita sudah mengalami penurunan kekebalan tubuh yang membuat kita rentan terhadap infeksi infeksi oportunistik, seperti TBC, Meningitis, dan lymphoma
AIDS: Kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV yang menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
Dari survey orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi lebih dari 60 juta Virus HIV. Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Tahun 2001, UNAIDS (United Nations Joint Program on HIV atau AIDS) memperkirakan, jumlah Orang Hidup Dengan HIV atau AIDS (ODHA) 40 juta. Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat, pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV.
HIV merupakan bagian dari kelompok virus yang disebut Lentivirus yang ditemukan pada primata nonmanusia. Secara kolektif, Lentivirus diketahui sebagai virus monyet yang dikenal dengan nama Simian Immunodeficiency Virus (SIV). HIV merupakan keturunan dari SIV. Jenis SIV tertentu mirip dengan dua tipe HIV, yakni HIV- 1 dan HIV-2, yang menyerang salah satu sel dari darah putih yaitu sel limfosit.
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2. HIV–1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda–beda dari HIV–1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades).
Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang–kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika Selatan dan India.
HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2, ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.
 Di Indonesia, kasus AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1987. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir tahun 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS. Sejak 1987 hingga Desember 2001, dari 671 pengidap AIDS, sebanyak 280 orang meninggal. HIV begitu cepat menyebar ke seluruh dunia. Ibarat fenomena gunung es di lautan, penderita HIV atau AIDS hanya terlihat sedikit di permukaan.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadapinfeksi oportunistik ataupun mudah terkenatumor . Meskipun penanganan yang telah ada dapatmemperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antaralapisan kulit dalam(membran mukosa)atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah,air mani,cairan vagina, cairan preseminal, danair susu ibu.Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim(vaginal,anal, ataupunoral),transfusi darah,jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selamakehamilan,bersalin, atau menyusui,serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuhtersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dariAfrika Sub-Sahara.Kini AIDS telahmenjadiwabah penyakit.AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.PadaJanuari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkankematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal5 Juni 1981.
Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telahmenyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun2005saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara,sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia disana. Perawatanantiretrovirussesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugaskesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Virus HIV hidup dalam cairan tubuh, yaitu:
1.         Darah
Dapat melalui tranfusi darah, pencangkokan organ atau jaringan yangterinfeksi lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV yang dipakaibergantian tanpa disterilkan. Dapat pula dengan berbagi jarum suntik atau alatsuntik yang terkontaminasi atau alat tindik, tato, dan alat facial wajah.
2. Air mani
3. Cairan vagina dan cairan sperma
Berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung dengan orang yang terinfeksi ( kasus kebanyakan), sehingga memungkinkan tercampurnya cairansperma dengan cairan vagina atau tercampurnya cairan sperma dengan daarahyang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus
4. Air susu ibu (ASI)
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, danmelahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya dengan ASI.Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother to Child Transmission) iniberkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif
B. Cara Kerja HIV dalam Tubuh Manusia
Manusia dengan system kekebalan tubuh yang sehat mampu memerangi infeksi dan bakteri karena adanya sel darah putih (Limfosit) yang berperan sebagai “tentara” agar tubuh seseorang tetap sehat dan terbebas dari ancaman infeksi. Limfosit bekerja dengan memanggil bala bantuan limfosit lainnya atau dengan memproduksi antibodi untuk menetralisir benda asing tersebut.  Bila seorang telah terinfeksi HIV maka virus menyerang sel darah putih, khususnya yang disebut CD4. Virus kemudian menyerang CD4 dan merusak system genetikanya sehingga tubuh tidak lagi memproduksi CD4, melainkan mereplikasi HIV, kemudian virus tersebut merusak CD4. Demikian terus menerus sehingga jumlah CD4 dalam tubuh berkurang, akibatnya system kekebalan tubuh menjadi turun dan tubuh mudah terserang infeksi lainnya.
C. Media Penularan HIV
  1. Seks Bebas
  2. Jarum Suntik
  3. Narkoba
  4. Tato
  5. Tranfusi Darah
6. Donor Organ
D. Orang – Orang Yang Beresiko Tinggi Tertular HIV
  1. Wanita atau laki-laki yang berganti-ganti pasangan berhubungan seksual beserta pasangannya 
  2. Pekerja Seks Komersil dan pelanggannya 
  3. Orang-orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar seperti hubungan seks melalui dubur (anal sex
  4. Penyalahguna Narkotika dengan suntikan yang menggunakan jarum suntik secara bersama.
E. Cara Penularan HIV AIDS

1. Hubungan seks.
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam vagina/anus) yang dilakukan tanpa menggunakan kondom Hubungan seks seperti ini memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina). Sedangkan hubungan sek melalui anus bisa memungkin tercampurnya cairan sperma dengan darah.
Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vagina, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIVdi cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Untuk itu lakukan hubungan seks yang aman, sesuai dengan ajaran agama.
2. Menerima transfusi darah yang terinfeksi virus HIV
Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat.  Beberapa penderita diduga tertular setelah menjalani transfuse darah. Seseorang yang harus menerima transfusi darah tubuhnya dalam keadaan sakit atau lemah, sehingga virus bisa dengan cepat menyebar dan berkembang dalam tubuhnya.
3. Penggunaan bersama jarum suntik yang sudah terkontaminasi.
Penularan lewat jarum suntik banyak terjadi pada pengguna narkoba. Melalui pemakaian jarun suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah. Sebaiknya gunakan jarum suntik sekali pakai.
4. Penularan dari Ibu Hamil (Positif) kepada Janinnya.
Penularan dari ibu hamil positif HIV dapat terjadi ketika bayi dalam kandungan, bisa juga ketika melahirkan atau bisa juga ditularkan ketika menyusui bayi tersebut
Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah 15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat menyusui adalah 15-20 persen
5. Terjadinya luka akibat pemakaian benda yang bersamaan.
Benda tersebut seperti silet, pisau cukur juga bisa menularkan HIV. Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan ada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan hanya HIV.
F. Hal – Hal Yang Tidak Menularkan HIV




  1. Bersenggolan dengan pengidap HIV 
  2. Berjabat tangan 
  3. Bersentuhan dengan pakaian atau barang-barang lainnyabekas penderita HIV 
  4. Penderita HIV yang bersin-bersin, batuk ataupun membuang ingus di depan kita 
  5. Bepelukan 
  6. Berciuman biasa, bukan deep kiss/ yang menyebabkan lecet 
  7. Melalui makanan dan minuman, atau makan bersama dengan pengidap HIV 
  8. Sama-sama berenang di kolam renang 
  9. Pemakaian WC, wastafel atau kamar mandi bersama-sama 
  10. Gigitan nyamuk atau serangga lainnya
Virus HIV dapat menular melalui darah, air mani atau cairan vagina yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi anda tidak akan terinfeksi dengan kontak fisik biasa, seperti berpelukan, berciuman, berdansa atau berjabat tangan dengan seseorang yang terinfeksi HIV atau AIDS. Jadi jangan kucilkan mereka. 

G. Gejala HIV dan AIDS bervariasi berdasarkan fase infeksinya.



                                                           

- Infeksi awal
Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat mengalami:
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Radang tenggorokan
  • Pembengkakan kelenjar limpa
  • Ruam
- Infeksi selanjutnya
Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8 sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti:
  • Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV
  • Diare
  • Hilang berat badan
  • Demam
  • Batuk atau napas yang pendek
- Infeksi tahap akhir
Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius dapat terjadi dan diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi:
  • Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis carinii pneumonia (PCP)
  • Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah antara 800 sampai 1.200
Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah:
  • Berkeringat di malam hari
  • Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu
  • Batuk kering dan napas pendek
  • Diare kronis
  • Noda putih pada lidah atau mulut
  • Sakit kepala
  • Pandangan kabur
  • Hilang berat badan
Anda juga dapat mengalami tanda dan gejala pada tahap lanjut infeksi virus HIV itu sendiri, seperti:
  • Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan
  • Berkeringat pada malam hari
  • Menggigil atau demam tinggi untuk beberapa minggu
  • Pembengkakan node limpa lebih dari tiga bulan
  • Diare kronis
  • Sakit kepala yang tidak hilang
Jika anda terinfeksi virus HIV, anda juga lebih rentan mengalami kanker, khususnya kanker servik, lymphoma dan Kaposi’s sarcoma.
- Gejala HIV pada anak-anak
  • Anak-anak dengan HIV positif dapat mengalami:
  • Sulit menambah berat badan
  • Sulit berkembang secara normal
  • Sulit berjalan
  • Penundaan perkembangan mental
  • Dapat mengalami infeksi telinga, pneumonia dan tonsilis
H. Diagnosa HIV dan AIDS
Cara mendiagnosa HIV dan AIDS yaitu:
1. Uji antibodi
Infeksi HIV biasanya didiagnosis dengan tes darah untuk mendeteksi antibodi yang diserang oleh virus. Uji ini bermaksud untuk mendeteksi antibody yang telah diserang oleh HIV, dimana dalam hal ini yang menjadi indikator adalah jumlah CD4 dalam tubuh, yaitu kurang dari 200/cu mm.
2. Tes untuk HIV






Setelah uji antibodi tadi positif, tes kedua dilakukan untuk mengkonfirmasi hasilnya.
a. Ada berbagai jenis tes skrining tersedia di Amerika Serikat. Enzim immunoassay (EIA) yang digunakan pada darah adalah tes penyaringan yang paling umum. EIA lain tes dapat mendeteksi antibodi dalam cairan tubuh selain darah seperti cairan oral, urin, dan cairan vagina.
b. Rapid tes, tes skrining alternatif yang menghasilkan hasil yang cepat dalam kira-kira 20 menit. Ada yang disetujui Food and drug administration (FDA) tes yang menggunakan darah atau cairan oral. Tes ini memiliki tingkat akurasi yang mirip dengan tes EIA tradisional.
Rumah-tes HIV tersedia di banyak toko obat lokal. Darah diperoleh dengan tusukan jari dan dihapuskan pada filter strip. Darah dikirimkan dalam amplop pelindung ke laboratorium untuk diuji. Semua tes skrining positif harus dikonfirmasi dengan tindak lanjut tes darah yang disebut Western Blot untuk membuat diagnosis positif.
I. Pengobatan HIV dan AIDS
Dapatkah infeksi HIV disembuhkan? Pada dasarnya infeksi HIV tidak dapat disembuhkan sampai orang yang menderita AIDS meninggal dunia. Namun telah ditemukan obat yang dapat menghambat perkembangbiakan virus (HIV) sehingga jumlahnya tidak bertambah di dalam tubuh. Pengobatan yang dibutuhkan seorang ODHA diperlukan tidak hanya untuk menghambat perkembangbiakan HIV (virus), tetapi juga untuk melawan infeksi sampingan yang muncul dan untuk memperbaiki fungsi tubuh penderita akibat sistem kekebalannya yang sudah rusak. Ada beberapa jenis obat yang telah ditemukan yang berfungsi hanya menghambat perkembangbiakan HIV. Obat-obatan tersebut dinamakan obat anti retroviral, contohnya:
1. Retrovir (AZT)
2. Avirzid
3. Adovi
4. Videx (DD)
5. Hivid (DDC)
6. Epivir (3TC)
7. Zerit (D4T)
8. Invirase (Saquinavir)
9. Norvir (Ritonavir)
10. Crixinvan (Indinavir)
Obat–obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk HIV/AIDS tetapi cukup memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap HIV. Pada tempat yang kurang baik pengaturannya permulaan dari pengobatan ARV biasanya secara medis direkomendasikan ketika jumlah sel CD4 dari orang yang mengidap HIV/AIDS adalah 200 atau lebih rendah. Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV dikonsumsi, secara umum ini adalah mengenai terapi Antiretroviral yang sangat aktif (HAART). Kombinasi dari ARV berikut ini dapat mengunakan:
1.         Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI'), mentargetkan pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT, ddl, ddC & 3TC).
2.         Non–nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI's) memperlambat reproduksi dari HIV dengan bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang penting. Enzim tersebut sangat esensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan kedalam sel–sel. Obat–obatan NNRTI termasuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta), efavirenza (Sustiva).
3.         Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga suatu virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan.
Pencegahan perpindahan dari ibu ke anak (PMTCT): seorang wanita yang mengidap HIV(+) dapa menularkan HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan masa menyusui. Dalam ketidakhadiran dari intervensi pencegahan, kemungkinan bahwa bayi dari seorang wanita yang mengidap HIV(+) akan terinfeksi kira–kira 25%–35%. Dua pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak. Obat–obatan tersebut adalah:
1. Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28 minggu selama masa kehamilan. Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan angka penularan mendekati 67%. Suatu angkaian pendek dimulai pada kehamilan terlambat sekitar 36 minggu menjadi 50% penurunan. Suatu rangkaian pendek dimulai pada masa persalinan sekitas 38%. Beberapa studi telah menyelidiki pengunaan dari Ziduvidine (AZT) dalam kombinasi dengan Lamivudine (3TC)
2. Nevirapine: diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut dapat menurunkan penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya digunakan pada ibu dengan membawa satu tablet kerumah ketika masa persalinan tiba, sementara bayi tersebut harus diberikan satu dosis dalam 3 hari.
Post–exposure prophylaxis (PEP) adalah sebuah program dari beberapa obat antiviral, yang dikonsumsi beberapa kali setiap harinya, paling kurang 30 hari, untuk mencegah seseorang menjadi terinfeksi dengan HIV sesudah terinfeksi, baik melalui serangan seksual maupun terinfeksi occupational. Dihubungankan dengan permulaan pengunaan dari PEP, maka suatu pengujian HIV harus dijalani untuk menetapkan status orang yang bersangkutan. Informasi dan bimbingan perlu diberikan untuk memungkinkan orang tersebut mengerti obat–obatan, keperluan untuk mentaati, kebutuhan untuk mempraktekan hubungan seks yang aman dan memperbaharui pengujian HIV.
Antiretrovirals direkomendasikan untuk PEP termasuk AZT dan 3TC yang digunakan dalam kombinasi. CDC telah memperingatkan mengenai pengunaan dari Nevirapine sebagai bagian dari PEP yang berhutang pada bahaya akan kerusakan pada hati. Sesudah terkena infeksi yang potensial ke HIV, pengobatan PEP perlu dimulai sekurangnya selama 72 jam, sekalipun terdapat bukti untuk mengusulkan bahwa lebih awal seseorang memulai pengobatan, maka keuntungannya pun akan menjadi lebih besar. PEP tidak merekomendasikan proses terinfeksi secara biasa ke HIV/AIDS sebagaimana hal ini tidak efektif 100%; hal tersebut dapat memberikan efek samping yang hebat dan mendorong perilaku seksual yang tidak aman.
Pengobatan menggunakan antiretroviral (ART) dan telah secara substansial mengurangi komplikasi terkait HIV dan kematian. Namun, tidak ada obat untuk HIV / AIDS. Terapi dimulai dan individual di bawah pengawasan dokter ahli dalam perawatan pasien terinfeksi HIV. Sebuah kombinasi dari setidaknya tiga obat dianjurkan untuk menekan virus dari replikasi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kelas-kelas yang berbeda obat termasuk:
1. Reverse transcriptase inhibitor: obat ini menghambat kemampuan virus untuk membuat salinan dari dirinya sendiri.
2. Protease inhibitor (PI): Obat-obat ini mengganggu replikasi virus pada langkah selanjutnya dalam siklus hidup, mencegah sel-sel dari memproduksi virus baru.
Kedua obat yang digunakan dalam kombinasi dengan obat anti-HIV. Menghentikan HIV integrase inhibitor gen dari menjadi dimasukkan ke dalam DNA sel manusia. Ini merupakan kelas baru obat-obatan, belum lama ini disetujui untuk membantu mengobati orang-orang yang sudah kebal terhadap obat lain. Raltegravir (Isentress) adalah obat pertama dalam kelas ini disetujui oleh FDA, pada tahun 2007. Menghentikan obat antiretroviral virus replikasi virus dan menunda perkembangan AIDS. Namun, mereka juga memiliki efek samping yang dapat parah. Mereka termasuk penurunan sel darah putih, radang pankreas, keracunan hati, ruam, masalah pencernaan, peningkatan kadar kolesterol, diabetes, lemak tubuh yang abnormal distribusi, dan menyakitkan kerusakan saraf.
Wanita hamil yang HIV-positif harus mencari perawatan segera karena terapi ART mengurangi risiko penularan virus ke janin. Ada obat-obatan tertentu, Namun, yang berbahaya bagi bayi. Oleh karena itu, melihat seorang dokter untuk mendiskusikan obat anti-HIV sangat penting. Orang dengan infeksi HIV harus di bawah perawatan seorang dokter yang berpengalaman dalam mengobati infeksi. Semua orang dengan HIV harus dinasihati tentang menghindari penyebaran penyakit. Individu yang terinfeksi juga dididik tentang proses penyakit, dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Obat-obatan tersebut belum menjamin proses penyembuhan. Hal ini mungkin hanya memperpanjang hidup penderita untuk beberapa tahun saja. Karena sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus ini (HIV) secara total. Juga belum ditemukan perawatan yang optimal untuk menyempurnakan kembali sistem kekebalan tubuh.



J. Pencegahan HIV dan AIDS
 
Ada tiga cara pencegahan penularan HIV, yaitu:
1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
Diketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh karena itu pencegahan penularan melalui hubungan seksual memegang peranan paling penting. Untuk itu setiap orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab. Konsep pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual dikenal dengan istilah ABC.
A = Abstinence = puasa, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
B = Be faithful = setia dengan pasangan, yaitu jikapun telah menikah, mengadakan hubungan seksual hanya dengan pasangannya saja, suami atau istri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seks di luar nikah.
C = using Condom = menggunakan kondom, yaitu bagi orang tertentu yang mempunyai kebiasaan buruk berganti-ganti pasangan, maka dianjurkan untuk menggunakan kondom agar tidak menulari orang lain.
2. Pencegahan penularan melalui darah
Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai tindakan yang berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.
a. Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang mengidap HIV positif, untuk tidak menjadi donor. Begitu pula mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan. b. Penggunaan produk darah dan plasma Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit
Penggunaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan sterilisasinya. Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting dilakukan. Konsep pencegahan ABC seringkali dilanjutkan dengan konsep DE. Sehingga seluruhnya menjadi konsep pencegahan ABCDE. Konsep DE dapat dijelaskan sebagai berikut.
D = Do not inject = secara khusus tidak menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi HIV (sharing needle) saat menggunakan narkoba suntik dan secara umum tidak menggunakan obat-obatan yang tergolong narkoba (Drugs)
E = Education = melalui pendidikan diupayakan agar orang terhindar dari berperilaku yang rawan tertular HIV. Upaya tersebut antara lain dengan mempertebal iman dan taqwa agar tidak terjermus ke dalam hubungan-hubungan seksual di luar nikah. Atau menggunakan sterile Equipment (peralatan steril) dalam melakukan hal-hal yang melukai kulit seperti suntik, tindik, akupunktur, bekam, dan tato.
3. Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Kemungkinan atau risiko terinfeksinya bayi atau janin yang dikandung oleh seorang ibu yang mengidap HIV cukup besar, yaitu kira-kira sebesar 30 -40 %. Risiko tersebut semakin besar apabila ibu telah terinfeksi atau sudah menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang kehamilannya. Melihat kondisi seperti telah disebutkan di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri dan orang lain, dan berperilaku sesuai dengan tuntutan norma agama, adat istiadat dan budaya kita.

Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada penyembuh untuk AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari faktor-faktor risiko adalah jalan terbaik.
Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:
  1. Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
  2. Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
  3. Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual
  4. Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki
  5. Gunakan jarum suntik steril
  6. Waspada terhadap darah transfusi
  7. Periksakan kesehatan secara teratur

Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling anda dengan:
Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom
  Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
  Jika pasangan anda hamil, beritahukan bahwa anda mengidap HIV dan lakukan perawatan untuk menjaga kesehatannya dan bayinya
  Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda mengidap HIV
  Jangan berbagi jarum suntik
  Jangan donorkan darah dan organ anda
  Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi
  Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya
Cara Pencegahan HIV AIDS :
Pencegahan penularan melalui hubungan seksual. Pastikan untuk tidak berhubungan seks dengan orang yang terinveksi virus HIV. Berganti-ganti pasangan seksual sangat beresiko tinggi mudah tertular virus HIV.
Pencegahan penularan melalui transfusi darah. Pastikan bahwa darah yang akan di transfusi steril dari kontaminasi virus HIV.
Pencegahan penularan melalui kehamilan. Ibu yang terinveksi HIV sebaiknya tidak hamil.
Pencegahan penularan melalui penyalah gunaan obat. Penyalah gunaan narkoba dengan jarum suntik sangat mudah sekali menularkan virus HIV.
Pencegahan penularan melalui alat tidak steril. Setiap alat yang di gunakan untuk orang banyak yang beresiko membawa virus HIV harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan lisol, detol, atau alkohol.
Pencegahan penularan melalui pola hidup sehat. Orang-orang yang memiliki kebiasaan seks bebas, bertato, pemakaian narkoba dengan jarum termasuk mereka yang beresiko tinggi terkena AIDS. Untuk itu perlu mengubah kebiasaan untuk hidup lebih sehat dan aman.
Pencegahan penularan melalui pernikahan. Pernikahan dengan orang-orang yang memiliki riwayat pekerjaan atau kebiasaan hidup beresiko tinggi tertular HIV sebaiknya dilakukan tes HIV AIDS.
Pencegahan HIV menurut http://kesmas-unsoed.info
Ada 2 macam pencegahan yaitu:
1. Pencegahan yang dikhususkan pada kelompok yang berperilaku beresiko, yaitu:
• Pendidikan kesehatan,
• Melakukan konseling dan test HIV secara suka rela,
• Absen dari seks. Ini jelas memiliki keterbatasan daya tarik, tapi benar-benar melindungi terhadap penularan HIV melalui rute ini,
• Berhubungan seks dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi. Saling monogami antara pasangan yang tidak terinfeksi menghilangkan risiko penularan HIV seksual,
• Menggunakan kondom dalam situasi yang lain. Kondom menawarkan perlindungan jika digunakan dengan benar dan konsisten. Kadang-kadang, mereka bisa pecah atau bocor. Hanya kondom terbuat dari lateks harus digunakan. Hanya pelumas berbahan dasar air harus digunakan dengan kondom lateks,
• Tidak memakai jarum atau menyuntikkan obat-obatan terlarang,
• Jika Anda bekerja di bidang perawatan kesehatan, ikuti panduan nasional untuk melindungi diri terhadap jarum suntik dan paparan cairan tercemar,
• Risiko penularan HIV dari wanita hamil kepada bayinya dapat dikurangi secara signifikan, bila si ibu mengambil obat-obatan selama kehamilan, persalinan, dan melahirkan dan bayinya mengambil obat untuk enam minggu pertama kehidupan. Bahkan kursus singkat perawatan yang efektif, meski tidak optimal. Kuncinya adalah untuk mendapatkan tes HIV sedini mungkin dalam kehamilan. Dalam konsultasi dengan dokter, banyak wanita memilih untuk menghindari menyusui untuk meminimalkan risiko penularan setelah bayi lahir,
• WHO merekomendasiakan untuk melakukan terapi sejak fase asimptomatik.
2. Pencegahan pada penderita AIDS:
• Segera melapor pada institusi kesehatan lokal,
• Melakukan pengobatan khusus atau terapi,
• Penyedian pelayanan khusus bagi penderita AIDS di rumah sakit,
• Mengurangi penyebaran infeksi HIV/AIDS dengan cara tidak mentransfusi darah penderita AIDS pada pasien lain dirumah sakit,
• Mengurangi resiko penularan dari ibu kepada bayinya dengan cara mengurangi pemberian Azidothymidine (AZT).
K. Bahaya Besar Penyakit HIV AIDS
1.Tidak Ada obat
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya.
2.Kematian
Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia terkena infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah jumlah penderita 70% adalah kalangan pemuda, usia produktif.
3. Serangan Bagi Anak Muda
Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya ini adalah homoseksual, heteroseksual, promiskuitas, penggunaan jarum suntik pecandu narkotik dan free sex serta orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama (khususnya para remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).
4. Tidak Bermoral
Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan-perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral, etik, dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antar individu.
5. Seks Bebas
Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS adalah remaja yang meninggalkan rumah/minggat menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan seksual aktif dan pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.


6. Bunuh Diri
Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. permasalahan ini telah banyak memakan korban jiwa, sebab dari mereka-mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri penyakit yang di deritanya dengan bunuh diri.
7.Gila
Orang yang Hilang kepercayaan diri, banyak dijahui orang karena penyakit yang dideritanya ini akan menimbulkan stress yang begitu berat, jika Stress yang diderita terus dibiarkan maka akan menyebabkan kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.
L. Dampak HIV dan AIDS

Dampak Sosial dari HIV dan AIDS
Beberapa dampak sosial dari epidemi HIV/AIDS antara lain adalah:
o Menurunnya produktivitas masyarakat
o Mengganggu terhadap program pengentasan kemiskinan
o Meningkatnya angka pengangguran
o Mempengaruhi pola hubungan sosial di masyarakat
o Meningkatkan kesenjangan pendapatan/kesenjangan sosial
o Munculnya reaksi negatif dalam bentuk; deportasi, stigmatisasi, diskriminasi dan Isolasi, tindakan kekerasan terhadap para pengidap HIV dan penderita AIDS.

Dampak HIV dan AIDS terhadap Pengembangan SDM
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, orang tua maupun anak muda dan bayi. Data selama ini menunjukkan bahwa AIDS banyak menyerang usia produktif (83%) bahkan 65% diantaranya berusia muda (15-30 tahun). Keadaan ini membawa dampak yang sangat besar terhadap pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), antara lain:
o Mempengaruhi mutu SDM
o Menurunkan mutu SDM masa yang akan datang
o Menurunkan produktivitas tenaga kerja yang sedang aktif.

Dampak HIV dan AIDS terhadap Demografi
Ledakan kasus HIV dan AIDS tidak hanya berdampak terhadap ekonomi saja tetapi juga kepada stru ktur demografi di Indonesia yang akan bergeser/berbeda dari yang telah diproyeksikan. Perubahan pergeseran-pergeseran proyeksi sebagai akibat HIV dan AIDS yang dapat terjadi adalah :
o Menurunnya angka harapan hidup
o Komposisi berkurangnya tenaga kerja muda
o Makin berkurangnya tenaga kerja muda
o Biaya tenaga kerja mahal bersamaan dengan peningkatan kesulitan mencari pekerjaan
o Angka kematian bayi dan anak meningkat
o Angka kematian Ibu meningkat

Dampak HIV dan AIDS terhadap Sektor Kesehatan
AIDS merupakan penyakit yang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya dan belum ada vaksin untuk mencegahnya. Perawatan ODHA di rumah sakit akan menambah beban biaya pelayanan kesehatan, karena akan meningkatkan pula tingkat hunian rumah-rumah sakit. Akibatnya, biaya operasional untuk merawat para penderita AIDS akan bertambah, sehingga berdampak terhadap program lain dalam hal berkurang penyediaan anggarannya, misalnya untuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi anak, pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan, imunisasi, sanitasi lingkungan, dan lain-lain. Sedangkan program-program di atas sangat penting dan berperan besar dalam peningkatan SDM untuk masa yang akan datang. Selain itu dampak HIV/AIDS terhadap kesehatan fisik dan psikologis adalah sebagai berikut:
o Dampak Fisik
Dilema transfusi darah, artinya orang yang menerima donor darah menjadi turut terinfeksi HIV, padahal disatu sisi dia sangat memerlukan tambahan darah
Menstruasi terganggu, tingkat kesuburan menurun
Meningkatnya angka kesakitan dan kematian Ibu, laju infeksi, hamil di luar rahim, bayi lahir mati, komplikasi masa hamil
Risiko tinggi kanker leher rahim
Meningkatnya penyakit oportunistik
o Dampak Psikologis
Timbulnya kecemasan dan depresi, karena banyak hal yaitu: sudah terinfeksi penyakit mengerikan, ditolak lingkungan, tidak mampu memiliki jalan keluar, tidak yakin akan kesembuhan, akibat buruk HIV dan AIDS termasuk kematian, kehilangan kepercayaan, kehilangan kesempatan sekolah dan kehilangan pekerjaan, karena stigma dan diskriminasi oleh mitra, teman, sanak keluarga dan masyarakat. Kebahagiaan dan ketahanan keluarga menjadi berkurang.

Dampak HIV dan AIDS terhadap Sektor Pendidikan
HIV dan AIDS yang penularannya sangat cepat dan mematikan, menimbulkan ancaman sekaligus dampak yang sangat serius, khususnya pada sektor pendidikan. Mengapa demikian, oleh karena data menunjukkan bahwa penaykit tersebut menyerang usia produktif, bahkan 65 % diantaranya remaja dan pemuda (15-30 tahun) dan masa usia tersebut merupakan masa usia sekolah. Ancaman bagi para remaja dan pemuda patut diwaspadai oleh karena masa remaja biasanya bersifat ingin tahu dan berkeinginan untuk mencoba-coba serta berpetualang dalam hal hubungan seksual, alkohol, serta pornografi yang akhirnya dapat menyebabkan korban HIV dan AIDS. Beberapa dampak HIVda AIDS terhadap sektor pendidikan, antara lain:
o Menurunnya semangat/produktivitas belajar
o Menurunnya jumlah peserta pendidikan, pelajar/mahasiswa
o Menurunnya mutu pendidikan
o Menurunnya SDM secara kualitatif dan kuantitatif.
Dampak HIV dan AIDS terhadap Aspek Keamanan dan Aspek Politik
o Dampak HIV dan AIDS pada bidang politik merupakan akibat yang ditimbulkan oleh dampak HIV dan AIDS pada bidang lainnya seperti kesehatan, sosial, ekonomi, budaya dan agama
o Akibat sosial yang disebabkan oleh wabah HIV dan AIDS berdampak secara langsung pada bidang keamanan dan ketertiban masyarakat. Kejahatan dalam semua segi, mutu pelayanan yang menurun, terjadinya diskriminasi di masyarakat dan menurunnya moral akan berdampak di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat dan hal ini akan berakibat luas pada segi pembangunan yang akhirnya akan berdampak politik.
o Dampak negatif HIV dan AIDS pada kondisi sosial, ekonomi, kesehatan, budaya dan agama yang merupakan sendi-sendi vital kehidupan suatu negara akan melemahkan ketahanan nasional negara yaitu edeologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM). Hal demikian akan berakibat terjadinya ketidakstabilan politik dan kemelut politik yang panjnag. Hal ini tentunya akan menghambat laju pembangunan nasional.
Dampak HIV dan AIDS terhadap Aspek Ekonomi
Dampak HIV dan AIDS di bidang ekonomi dapat dilihat dari 2 sisi yaitu dampak secara langsung dan secara tidak langsung. Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan akhirnya pada negara dan mungkin dunia.
o Dampak Ekonomi secara Langsung
Epidemi HIV dan AIDS akan menimbulkan biaya tinggi, baik pada pihak penderita maupun pihak rumah sakit. Hal ini dikarenakan obat penyembuh yang belum ditemukan. Sehingga biaya harus terus dikeluarkan hanya untuk perawatan dan memperpanjang usia penderita. Di lain pihak, penelitian harus terus menerus dilakukan dan biaya lainnya sangat dibutuhkan seperti biaya untuk upaya-upaya pencegahan.
o Dampak Ekonomi secara tidak Langsung
Sumber daya alam yang besar menjadi kurang mampu dikelola oleh sumber daya manusia baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai konsumen potensial akibat terganggunya kesehatan mereka. Hal ini tentu akan mengakibatkan menurunnya produksi dari berbagai investasi.
L. Peran serta Pemerintah dalam penanggulangan HIV
Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia sudah mencapai tahap yang memprihatinkan karena hampir merambah ke seluruh propinsi di Indonesia. Penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan vaksin, upaya penanganan yang tepat bagi penderita, serta obatan-obatan yang bisa menyembuhkannya ini kian susah dikendalikan. PBB menyebutkan bahwa masalah HIV/AIDS, Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara dengan peningkatan tercepat se Asia, hal itu dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS.
Peran pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV sangat diperlukan, karena hal itu merupakan cara paling efektif untuk menghindari penyebaran HIV/AIDS.Peran pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV ini bisa dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS, bahaya, dan upaya pencegahannya. Selain itu, pemerintah bisa melakukan hal-hal berikut ini :
  1. Pemberian layanan pengobatan gratis bagi penderita HIV/AIDS
  2. Pengadaan kegiatan penyuluhan, pemantauan, pencegahan, pengendalian, dan penaggulangan HIV/AIDS
  3. Pengadaan layanan konseling dan tes HIV
  4. Pengadaan kampanye pencegahan penyebaran HIV/ AIDS yang ditujukan kepada para remaja agar generasi muda kita terjaga dari penularan HIV/AIDS
Dengan adanya program-program diatas, diharapkan mata rantai penyebaran HIV bisa diputus atau dikendalikan. Namun, ada baiknya jika pemerintah lebih mengutamakan pada pendidikan masyarakat mengenai apa itu HIV, cara-cara penularan penyakit HIV, dan lain sebagainya. Hal itu bertujuan agar para masyarakat bisa mengubah kebiasaan hidup tidak sehat yang memudahkan penularan HIV. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara-cara yang bisa dilakukan untuk menghindari HIV/AIDS, yang diantaranya sebagai berikut :
Mulai membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat, karena penularan HIV bisa terjadi akibat seks bebas, homoseks, dan sek tanpa pengaman,
Tidak sembarangan menggunakan jarum suntik dan alat-alat kesehatan yang tidak steril
Mulai membiasakan untuk menjauhi penggunaan Narkoba karena rentan tertular penyakit HIV.
Tidak menerima transfusi darah dari penderita HIV/AIDS, untuk itu lakukan upaya pemeriksaan untuk memastikan pendonor bebas dari HIV.
Menganjurkan bagi wanita yang positif HIV untuk tidak hamil agar tidak menularkan kepada janin dalam kandungan.
M. Peran serta Remaja dalam mencegah penularan HIV
Kampanye pencegahan HIV AIDS sudah lama dimulai. Pemerintah dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) melalui berbagai media informasi secara terus menerus berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap HIV AIDS. Mulai dari bahaya HIV AIDS, cara penularannya dan cara pencegahannya. Dalam hal ini peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk lebih menyebarluaskan informasi tentang HIV AIDS sehingga informasi dapat diterima dengan merata dan pemahaman masyarakat tentang HIV AIDS pun meningkat.
Salah satu elemen masyarakat yang memegang peranan penting dalam meningkatkan pemahaman terhadap HIV AIDS adalah remaja. Remaja dengan segala dinamikanya adalah generasi penerus yang kedepannya sangat menenetukan akan kemana nasib suatu bangsa. Hubungannya dengan pencegahan HIV AIDS adalah jika remaja saat ini sudah begitu paham tentang HIV AIDS maka kedepannya, mereka juga akan bisa menentukan langkah-langkah apa yang perlu diambil dalam proses pencegahan HIV AIDS sesuai kondisi yang berkembang.
Beberapa alasan tentang pentingnya peran remaja dalam pencegahan HIV AIDS adalah
  1. Remaja adalah sosok individu yang sedang mencari jati diri. Dalam pencarian jati diri tersebut remaja akan mudah memasuki berbagai pergaulan sosial yang dirasa sesuai. Jika remaja sudah memahami tentang HIV AIDS maka dia bisa menjadi pencerah dalam lingkup pergaulan dimana dia terlibat. Dia bisa memberikan pemahaman tentang HIV AIDS dalam lingkup pergaulannya sehingga jika di dalam lingkup pergaulannya ada individu yang sedang menghadapi masalah yang berhubungan dengan HIV AIDS/ ODHA, dia bisa memberikan masukan atau saran yang baik. Dengan demikian diharapkan individu yang mempunyai masalah HIV AIDS/ODHA dapat menghadapi masalahnya dengan positif.
  2. Remaja adalah anak jaman. Remaja adalah sosok yang mengenal baik budaya atau tren  yang sedang berkembang. Suatu proses sosialisasi atau pemahaman akan berlangsung efektif jika melalui pendekatan budaya. Karena itu remaja sangat berperan terhadap efektifnya sosialisasi atau pemahaman tentang HIV AIDS karena remaja mengetahui bagaimana cara penyampaian informasi yang sesuai dengan budaya atau tren yang sedang berlangsung.
  3. Remaja adalah pemegang kendali kebijakan di masa depan. Jika saat ini remaja sudah sangat memahami HIV ADIS maka kemungkinan besar di masa depan mereka dapat menentukan kebijakan yang sesuai yang berhubungan dengan pencegahan HIV AIDS.
Dengan melihat betapa pentingnya peran remaja maka marilah para remaja untuk berperan aktif dalam pencegahan HIV AIDS. Untuk memulainya bisa dengan rumus 3M (mengutip rumus dari seorang ustadz favorit) Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil dan Mulai sekarang juga.
Mari kita bantu juga ODHA untuk bisa positif dan optimis menjalani kehidupan. Kita motivasi terus agar tidak pernah menyerah dengan HIV AIDS. Memang saat ini belum ada obatnya tapi siapa tahu dengan semakin majunya teknologi kedokteran dan farmasi dalam waktu dekat akan ditemukan obatnya. Belasan tahun lalu penyakit cacar sangat menakutkan sehingga pemerintah menjalankan program vaksinansi cacar, tapi saat ini obat cacar sudah bisa dibeli dengan harga murah.
Kita sampaikan juga kepada ODHA bahwa perjuangan menghadapi HIV AIDS tidak pernah sia-sia. Mungkin dengan HIV AIDS yang diderita merupakan rencana Tuhan untuk membentuk ODHA menjadi pribadi yang lebih baik dibanding sebelumnya. Segala kesusahan atau penderitaan yang dijalani di dunia ini mungkin merupakan jalan untuk mencapai kebahagiaan di kehidupan berikutnya.
N. Perkembangan terbaru dari Pengobatan HIV dan AIDS
Pusat Studi Perlebahan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair), Surabaya sedang melakukan uji klinis terhadap manfaat propolis lebah bagi kesembuhan pasien HIV/AIDS. Penelitian ini terinspirasi dari uji coba bee venom atau racun lebah di Amerika yang berhasil menyembuhkan seorang gadis sembilan tahun. Ketua Pusat Studi Perlebahan LPT Unair James Hutagalung mengatakan, kelompok studinya juga melakukan hal serupa.
Namun, James dan timnya melakukan uji coba terhadap pasien HIV/AIDS dengan menggabungkan terapi propolis atau air liur dan racun lebah. Riset dengan racun lebah banyak dilakukan di luar negeri. Namun baru pertama kali di Indonesia.
Racun dari lebah ternyata mampu menembus dinding sel virus. Ia tidak menghancurkan tapi menembus sehingga virusnya mengecil dan bersifat saling membunuh dan lama-kelamaan hilang.James dan rekannya melakukan uji coba klinis terhadap seorang pasien laki-laki dewasa penderita HIV/AIDS. Pasien ini datang ke LPT Unair dalam keadaan sudah koma selama tiga-empat pekan. 
Dalam tiga pekan pemberian propolis, terjadi perubahan pada pasien. Hasilnya cukup mengejutkan, pasien yang telah koma ini sadar dan mampu membuka mata.Selama terapi, pasien diberi propolis dosis 500 miligram tiga kali sehari. Tablet propolis yang sudah dihancurkan dimasukkan dalam cairan infus pada pagi, siang dan sore hari.Selain propolis, pasien juga diterapi dengan sengat lebah satu pekan sekali. Pasien menerima dua sengat lebah sekali terapi, di kiri dan kanan leher belakang.
"Bahan aktif yang berperan penting dalam proses penghancuran sel itu disebut melitin yang ada di dalam bee venom. Sedangkan di dalam propolis ada tujuh bahan aktif, salah satunya adalah flavonoid," ujar James, Selasa (28/5).Propolis berada di dalam rumah lebah. Warnanya kehitaman. Propolis adalah campuran dari nektar dan air liur lebah. Propolis yang dikumpulkan berasal dari jenis lebah dari Eropa,  Apis Mellifera. Propolis yang telah dikumpulkan, diambil ekstraknya dengan cara maserasi. Perbandingannya, satu kilogram propolis dicampur dengan lima liter ethanol. Kemudian dikocok selama dua pekan. Proses tersebut dinamakan maserasi.
Setelah dimaserasi, campuran propolis tersebut dikeringkan dengan alat rotavapor atau alat penguapan. Dari proses ini tertinggal kristal-kristal propolis atau ekstraknya. Ekstrak inilah yang diberikan pada pasien. Ekstrak ini sudah bisa dimanfaatkan karena dibuat dalam bentuk tablet."Pemberian obat alami atau natural medicine ini dilakukan secara simultan dengan obat antiretroviral," kata James.Terapi ini diberikan selama jangka waktu tiga bulan atas persetujuan dari keluarga pasien. James berharap dalam tiga bulan ke depan hasilnya maksimal. Artinya, pasien dapat sehat kembali.


0 komentar on "MAKALAH HIV DAN AIDS"

Posting Komentar

 

Upie Rukurukucil Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez