BAB II : MAN JADDA WAJADA
Pagi ini, sekolah telah ramai dipadati murid-murid
yang tengah antusias menyiapkan pesta musim dingin yang akan diselenggarakan
besok malam, pesta itu adalah acara rutin yang selalu diadakan sekolah untuk
mengawali setiap liburan musim dingin, sehingga hari ini akan menjadi hari bebas
untuk kami semua. Ganasnya suhu udara kota paris yang menggeretakkan tulang,
tak dapat melunturkan semangat mereka, mungkin karena mereka sudah terbiasa
dengan cuaca ekstrim di kota cinta ini.Berbeda denganku, tubuhku menciut
diserbu desis angin yang berubah menjadi seribu mata lembing yang menghujam
tubuhku. Tubuhku kaku, ngilu ditulang tak terelakkan lagi, aku bergegas
setengah berlari tersaruk-saruk menembus timbunan salju yang menyelimuti jalan
setapak dipinggir halaman sekolah yang kini telah berkamuflase menjadi istana
salju.
Sedikit demi sedikit,tubuhku kembali normal dibantu
penghangat ruangan yang dipasang di setiap sudut perpustakaan. Kepalaku
celingukan kesana kemari mencari sosok lelaki imut yang berangkat bersamaku
tadi. Dengan sekali hentakan, bola mataku terhenti pada satu titik focus
disudut perpustakaan, aku lekas menghampirinya. Aku duduk hikmat didepan
bangkunya meneliti setiap inchi wajah imutnya itu, “sama sekali tak ada cacat”
gumamku pelan. Kepalanya yang tengah menunduk menatap buku seketika terangkat,
menatap wajah indoku yang langka ini. Ia tersenyum ramah padaku “apa yang
sedang kau lihat?” tanyanya setengah berbisik. Aku masih menatapnya, lebih
tepatnya menatap lurus kearah bola matanya, menembus melewati irisnya yang
berwarna kelabu menuju bagian inti retina matanya.”Carly?” sapanya lagi sedikit
berteriak, aku terkesiap memandang kaku dirinya, mulutku komat-kamit merapal
beribu-ribu sumpah serapah sambil mengetuk-etuk kepalaku dengan sebelah
tanganku. “are you ok?” tanyanya pelan, dengan mimic muka penuh simpati. Aku
mengangguk “Yes, Im ok, hanya sedikit merasa terganggu akibat suhu udara yang
dingin” balasku asal kemudian pamit untuk mencari buku bacaan.
Aku berjalan mengitari setiap deret rak yang berisi
puluhan buku-buku dari berbagai belahan dunia. Seperti kebiasaanku sebelumnya,
aku berjalan kearah rak yang menghadirkan buku-buku yang khusus didatangkan
langsung dari Indonesia.Aku meneliti tiap-tiap judul buku yang ada, mataku
terpaku pada satu buku yang cukup tebal dengan judul “Negri 5 Menara”, buku ini
tak asing bagiku, bahkan dari buku inilah aku belajar tentang sebuah kalimah
ajaib dalam bahasa arab yang dapat membantuku meraih mimpi-mimpiku. Aku
tersenyum sambil membawanya menuju sebuah bangku yang menghadap sebuah kaca
yang menyajikan pemandangan-pemandangan indah kota paris.
Aku kembali memandang takjub buku itu, aku kembali
membacanya…, membalik lembar demi lembar buku itu.Sudah 3 setengah jam aku
berkutat pada buku itu.., dan sampailah aku pada halaman 405 baris terakhir “Man
jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil…”. Mataku menerawang
keluar jendela, menembus cakrawala berpadu dengan angan.., “Man Jadda Wajada”
kata ajaib itu pula yang membawaku sampai kesini, kalimah ajaib dalam bahasa
arab itu mampu mendidihkan semangatku, dan menghipnotisku hingga aku dapat
menaklukan setiap rintangan yang mengahadang. Sejak saat itu aku selalu
berusaha, menciptakan hal-hal menakjubkan, menerjang setiap rintangan yang ada
dan mengubah mimpi-mimpiku menjadi kenyataan yang luar biasa.
Berkat
seluruh kerja kerasku itu, kini aku dapat merasakannya… merasakan bagaimana
rasanya menuntut Ilmu bersama anak-anak jenius dari berbagai negara disebuah
gedung megah bergaya seni tinggi. Dan disinilah kini aku berada, di Lycée
International de Saint Germain-en-Laye, Surganya Ilmu pengetahuan dan
orang-orang jenius.
0 komentar on "Life Is Adventure BAB II"
Posting Komentar