Minggu, 28 April 2013

Life Is Adventure Bab IV

Diposting oleh Unknown di 06.41

Hai everybody... autor abal-abal come back... maaf ya nextnya lama -__-V saya teh sibuk pisan.. punten atuhh... oh ya buat yang baru aja baca.. bisa di cek dibawah ini :
Oke.. selamat membaca :D silahkan yg mau kasih kritik dan saran :)) Jangan diCopast ya.. 

BAB IV THE OTHER “LINTANG” FROM OKLAHOMA

Pintu megah dan kokoh yang terbuat dari kayu ulmus glabra ini pun terbuka…, terlihat kepala seorang remaja lelaki seumuranku menyembul dari sela-sela pintu.. “ohh… kau rupannya..,” ucapnya seraya membuka pintu lebih lebar dan memberi jalan untukku “ kau tak ke café lagi hari ini?” lanjutnya.., aku menggeleng “sepertinya aku akan terlambat datang.., ku dengar sebentar lagi akan ada badai salju” jawabku sambil mengganti sepatu supraku dengan sandal keropiku. “ahh jadi itu alasannya kau pulang awal?” tanyanya sambil menuangkan coklat hangat ke dua buah cangkir klasik di pentry “yah.. begitulah..” balasku seraya membenarkan posisi dudukku disalah satu bangku pentry.., “Ku dengar ada seorang lelaki muda yang menggantikanmu diCafe kemarin” ucapnya tetap focus menggarnish waffle yang baru saja ia keluarkan dari panggangan, “benarkah? Siapa?” balasku sambil memngamati tiap gerak-geriknya “lelaki muda dengan paras yang tampan, itu kata Esme” balasnya sambil tersenyum puas dan mendorong piring berisi waffle itu “tapi tetap saja, tak dapat mengalahkan ketampananku” lanjutnya cengengesan sambil menyodoriku secangkir coklat hangat yang tadi ia siapkan, aku menjitak kepalannya pelan “simpan saja pesonamu itu untuk gadis-gadis pesolek diluar sana, aku tak akan sudi mendengar ocehanmu itu lagi..” balasku sambil menyeringai dan membawa sepiring waffle dan coklat panasku tadi “Hey…Kemarikan waffleku bocahh…!!!” teriaknya.. aku tetap berjalan kearah ruang keluarga yang amat luas dan hangat, Ku dudukkan tubuhku diatas permadani tebal yang hangat.. dan menyeruput coklat hangat dari Logan tadi.., derap langkah kaki yang teratur menggema diruangan ini “Kau ini curang sekali.., aku ini juga sedang kelaparan bodoh” ocehnya sembari mencomot salah satu waffle dan ikut duduk disampingku,
hening… itulah yang terjadi saat ini., yang ada hanyalah suara deru nafas kami yang seakan tengah berkejaran, aku menatap kosong layar televisi 42 inch yang terdapat didepan kami,Logan Lerman.., anak dari adik ayahku Esmeralda Calvert dengan Gerald Lerman, Logan seumuran denganku dia lahir dan tinggal diParis dan aku kini tinggal bersamanya dengan Bibi esme sedangkan paman Gerald tinggal di Jerman untuk 4 bulan kedepan karena tugas yang dibebankan kepadannya.  “Logan…” panggilku lirih.., mataku masih memandang lurus kedepan “apa?” balasnya pelan, aku menengok ke arahnya, “apa kau tak ingin berkunjung ke Indonesia lagi?” tanyaku “ingin… ingin sekali.., tapi sungguh sepertinya liburan musim dingin besok aku akan sangat sibuk menyiapkan pesta culture budaya untuk musim semi, sebenarnya aku masih punya banyak opsi wisata di Indonesia.., tapi, yah aku terlalu sibuk bahkan aku sangat merindukan Grandma” balasnya “bagaimana dengamu?” lanjutnya “kau ini bodoh atau apa? Pesta culture budaya itukan diadakan di sekolahku, jadi sudah pasti aku juga akan sibuk.., bahkan akan lebih sibuk karena aku menjadi salah satu panitia intinya -___-“ balasku jengah “hh.. sudahlah aku mengantuk.., aku tidur dulu ya” balasnya sembari menaiki tangga melingkar yang terdapat ditengah ruangan “oh ya… kunci mobil aku letakkan diatas meja pentry tadi.., jika kau mau memakainya jangan lupa keluarkan iPadku dari mobil..aku tadi lupa membawanya keluar” balasnya dan langsung beranjak pergi, aku menengok jam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, jam lima tepat, biasannya aku sedang memainkan piano di Café pada pukul ini, aku beranjak pergi ke kamarku yang terletak disebelah kamar Logan dan bergegas untuk merelaksasikan tubuhku didalam rendaman air hangat.
Aku meraih kunci mobil yang tergeletak diatas pentry, setelah sebelumnya menyegarkan tubuhku, akupun bergegas berangkat pergi ke Café. Cuaca diluar sudah lebih membaik. Salju sudah tak terlalu deras menghujani Kota Paris walaupun tumpukan Salju masih terlihat menggunung dipinggir-pinggir jalan dan menutupi pepohonan, rerumputan dan atap-atap rumah penduduk. Musim Dingin Tahun ini tergolong datang lebih cepat dari bulan yang diperkirakan sebelumnya. Lamborghini Gallardo berwarna putih yang ku tumpangi ini terparkir mulus ditepi jalan. Aku pun menjejakkan kaki ku diatas aspal yang sedikit tertutup salju. Tak sampai lima menit aku sudah berada di Depan sebuah Café bergaya mediterania milik Bibi Esmeralda. Bunyi Lonceng yang terpasang dipintu menandai kedatanganku, suara sopran dan dentingan piano yang mengalun merdu mendominasi seisi Café, sebelum sempat aku menengok kearah panggung, Bibi esme telah menyerukan namaku, aku tersenyum menghampirinya. “Maaf esme, aku terlambat” ucapku sambil memeluknya erat, aroma bunga Daisy bercampur dengan aroma kopi dan pasta menyeruak dari tubuhnya “oh.. Lucy, ku kira hari ini kau tak datang lagi, apakah kondisimu sudah membaik?” ucapnya tersenyum anggun “sudah.. aku tak ingin berlama-lama meninggalkan Café ini esme, oh ya.. siapa laki-laki itu?” tanyaku “Laki-laki yang mana?” tanyanya heran “Pegawai baruku itu?” balasnya menunjuk seorang lelaki tampan yang familiar bagiku “Bukan, mak….Greyson..,” seruku kaget, lelaki itu menoleh ke arahku dan tersenyum ramah, penampilannya Nampak sangat berbeda dengan seragam berwarna hitam putih khas pelayan Café. Ia berjalan perlahan kearahku “Hai Carly” sapannya “kau… sedang apa kau disini?” balasku heran “emm… Sepertinya aku harus kembali ke Dapur” sela Bibi Esmeralda “tentu saja bekerja, Kau pikir aku sedang bermain -__-“ balasnya terkekeh “tapi… kenapa?” tanyaku lagi “hmm.. ibuku sakit jadi aku harus mencari tambahan untuk membantu biaya rumah sakitnya” balasnya tetap tersenyum “umm.., baiklah aku harus kembali bekerja.., dadahh” salamnya dan berlalu pergi. Aku kembali tertegun dengan sosok seorang Greyson Chance, dia benar-benar lelaki yang baik, diumurnya yang masih belia dia telah menjadi tulang punggung keluarga, membantu kakak lelakinya yang bekerja diNew York, sebenarnya tidak hanya bekerja part time disini tapi dia juga bekerja sebagai office boy disalah satu media cetak diParis  dia memang sahabatku yang paling teguh.. semangatnya tak pernah pudar untuk terus memajukan kehidupan keluarganya dan berbakti kepada orang tuanya.., ia tak pernah malu untuk melakukan semua itu.., dia memang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, namun dari keterbatasannya itulah yang memacu dirinya untuk terus maju hingga mendapatkan beasiswa di sekolah menengah atas internasional diParis, ia mengingatkanku pada sosok lintang yang terdapat pada kisah Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.
Lamunanku terhenti… Talking To The Moon.. lagu milik Bruno Mars itu mengalun lembut di indra pendengaranku.. kepalaku kembali menengok kearah panggung.., memastikan siapa pemilik suara emas yang menggantikanku itu.., aku terhenyak.., Dia…

0 komentar on "Life Is Adventure Bab IV"

Posting Komentar

 

Upie Rukurukucil Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez